PIKAT- Seperti
yang telah kita ketahui bahwa Peradaban Mesir Kuno merupakan salah satu
peradaban termaju dan termakmur yang pernah ada. Salah satu alasan
mengapa peradaban Mesir Kuno begitu sukses adalah fakta bahwa mereka mampu bercocok
tanam atau bertani di tanah yang subur di sekitar Sungai Nil, sungai terpanjang
di dunia. Sumber sungai Nil terletak di
Burundi di Afrika Tengah, kemudian mengalir melalui Sudan, Ethiopia dan Mesir
yang bermuara di laut Mediterania. Pertanian mereka telah mencukupkan kebutuhan
pangan bagi bangsa mereka sendiri.
Sebagian
besar penduduk desa adalah petani. Petani juga tinggal di kota bersama dengan craftworkers, pedagang dan pekerja
lainnya beserta keluarga mereka.
Biasanya pertanian Mesir berisi tanaman seperti gandum, barley, sayuran,
buah ara, melon, buah delima dan anggur. Mereka juga menanam rami yang dibuat
menjadi kain.
Tanaman
yang paling penting adalah biji-bijian. Orang Mesir kuno menggunakan gandum
untuk membuat roti, bubur dan bir. Grain adalah tanaman pertama yang tumbuh
setelah “genangan” (istilah untuk musim banjir). Setelah gandum dipanen, maka
tanaman berikutnya yang akan dipanen adalah sayuran seperti bawang, daun
bawang, kubis, kacang, mentimun dan selada. Pertanian Bangsa Mesir Kuno
dipengaruhi oleh tiga musim berdasarkan siklus Sungai Nil yaitu:
Musim
Banjir atau Genangan (Akhet) pada bulan Juni-September
Tidak banyak
aktivitas yang petani lakukan pada musim ini. Ketika sungai Nil banjir,
maka air dan lumpur dari sungai maka
akan naik ke atas tepi sungai menciptakan daerah genangan air. Selama periode
banjir petani Mesir menghabiskan waktu untuk memperbaiki dan membuat alat serta
merawat hewan. Banyak petani juga bekerja sambilan untuk Firaun selama musim
ini untuk membangun piramida dan
kuil-kuil.
Musim
Menanam dan membajak (Peret) pada bulan
Oktober-Februari
Ketika banjir
surut, meninggalkan lapisan tanah yang kaya akan zat – zat yang dapat
meyuburkan. Begitu banjir mulai surut bangsa Mesir Kuno membajak tanah yang
telah siap untuk disemai. Mereka membajak dengan tangan atau menggunakan alat
yang ditarik oleh lembu. Benih kemudian ditaburkan ke tanah yang baru dibajak.
Kambing dan hewan lainnya kemudian berjalan atas tanah tadi untuk mendorong
benih masuk ke dalam tanah.
Musim
Panen (Shemu) pada bulan Maret-Mei
Tanaman yang sudah tua
harus ditebang (dipanen) dan dicabut sebelum sungai Nil banjir lagi. Ini uga
waktu untuk memperbaiki kanal. Grain dipotong menggunakan sabit. Gandum yang
telah dipotong kemudian diikat ke bundel dan dibawa. Gandum dibuat menjadi
roti, gandum dibuat menjadi bir dan rami dibuat menjadi kain linen.Buluh
papirus yang tumbuh secara alami di sepanjang tepi sungai Nil digunakan untuk
membuat sandal, perahu, keranjang, tikar dan kertas. Buah dan sayuran yang
dipanen ketika mereka matang. Sapi, kambing, domba, babi, bebek, kambing, dan
sapi juga diperihara oleh petani untuk diambil daging, susu, kulit dan juga untuk
membantu kegiatan pertanian.
Mesir
kuno memiliki alat-alat pertanian sederhana seperti menampi sendok, cangkul,
garu, sabit batu-berbilah dan bajak. Bajak digunakan untuk membalik tanah.
Adala pula peralatan yang digunakan oleh petani bernama Shaduf. Sebagian besar
alat-alat terbuat dari kayu, atau kombinasi dari kayu dan batu, namun, beberapa
alat tembaga juga telah ditemukan, mereka memiliki beberapa alat dari logam.
Setelah
banjir surut maka ladang akan kering, tanaman akan layu dan mati. Lumpur sungai
Nil tertinggal membutuhkan banyak air serta terik panas matahari. Bangsa Mesir
kuno mencoba untuk “menjebak air” sebanyak banjir mungkin, sehingga mereka
tidak harus terus-menerus mengambil air dari sungai. Mereka membangun waduk
lumpur-bata untuk menjebak dan menahan air. Mereka juga memiliki jaringan kanal
irigasi yang diisi dengan air saat banjir dan yang diisi ulang dari waduk.
Untuk mengangkat air dari kanal mereka mengggunakan shaduf. Shaduf (shadoof) adalah mesin untuk memindahkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi. Alat ini berupa tiang besar yang titiik keseimbangannya bergantung pada palang, tali dan ember di satu ujung dan benda berat ada pada ujung yang lain. Dengan menarik tali maka akan menurunkan ember ke kanal. Petani kemudian mengangkat ember air dengan menariknya ke atas.
#sejarahdk com
memang tidak bisa diremehkan, jaman dahulu teknik pertanian mesir sudah menjadi salah satu yang unik. hal ini pun kini menjadi salah satu bentuk sejarah yang cukup baik di jamannya.
BalasHapusAgen Pasang Sbobet adalah yang terbaik ketika kita berbicara di bidang pasang bola taruhan online kelas dunia. Raja dari seluruh Agen Pasang Bola terbaik ada di pihak sbobet.
Diluar itu juga jika membicarakan Prediksi jalannya pertandingan sepakbola, seorang juru pantau yang bertugas menjadi tim Prediksi Bolajitu. Jaringan yang kian luas, memberanikan sang Rubah untuk memberikan PRediksi Skorjitu bagi tiap laga sepakbola Liga Eropa dunia